31/01/19

Ngaji Bareng Gus Hilmy di Masjid Al-Mubarok, Panjen: 4 Dasar Rumah Tangga Bahagia

Gus Hilmy menyampaikan mauizhah hasanah.
Rabu (30/1), hujan deras semenjak sore yang hampir merata membasahi bumi Jogja tak membuat para jamaah berkurang semangatnya mendatangi pengajian rutin selapanan di Masjid Al-Mubarok, Panjen, Maguwoharjo.

Gus Hilmy yang dimohon berkenan mengisi pengajian pun sudah hadir sejak awal acara. Jamaah hadroh ibu-ibu Masjid Al-Mubarok mengawali acara dengan meriah sekaligus khidmat. Cinta dan rindu kepada Nabi menyeruak di dada.

Sesuai dengan namanya, Masjid Al-Mubarok, di awal pengajian Gus Hilmy berharap, semoga masjid semakin bertambah-tambah kebaikan dan manfaatnya bagi jamaah dan masyarakat secara umum.

Dalam kesempatan ini, Gus Hilmy menyampaikan bahwa pada suatu hari Sayyidah ‘Aisyah r.a. menunjukkan kecemberuannya yang sangat kepada Nabi Saw. yang masih saja terkenang dengan Sayyidah Khadijah r.a. Padahal, istri pertamanya ini sudah meninggal dunia.

Nabi Muhammad Saw. menjawab bahwa posisi Siti Khadijah dalam kehidupannya sungguh tak tergantikan oleh wanita lain. Nabi Muhammad Saw. membangun rumah tangga dengan Siti Khadijah selama 25 tahun; sampai wanita mulia tersebut meninggal dunia.

KH. Roikhan Zainal Arifin Al Makky, Rois Syuriah MWC NU
Kec. Depok, memberikan sambutan.
Jamaah hadroh ibu-ibu Masjid Al-Mubarok, Panjen, Maguwoharjo.
Jamaah ibu-ibu Masjid Al-Mubarok, Panjen, Maguwoharjo.

Kehebatan Khadijah dan 4 Dasar Rumah Tangga Bahagia

Selanjutnya, Gus Hilmy menyampaikan jawaban Kanjeng Nabi Saw. tentang kehebatan Siti Khadijah dibanding dengan wanita atau orang lain.

Pertama, “Khadijah adalah orang yang pertama kali beriman.” Dari sini dapat diketahui bahwa rumah tangga yang baik itu dasarnya adalah iman.

Kedua, “Khadijah percaya kepadaku di saat orang-orang mendustakanku.” Ini menjadi dasar yang sangat penting, bahwa hubungan suami istri harus dilandasi saling percaya.

Ketiga, “Khadijah membantu aku saat orang-orang tidak membantuku.” Hubungan suami istri itu mesti dibangun dengan penuh perhatian.

Keempat, “Aku dikaruniai anak dari Khadijah.” Dalam rumah tangga, seorang istri harus bisa menjadi istri bagi suaminya dan ibu bagi anak-anaknya.

Jamaah bapak-bapak, tampak Kyai Alwi Fuadi, H. Sukarmanto,
Kang Muhaimin, Kang Latif, Kyai Roikhan, dan Kang Shodiq.
Jamaah bapak-bapak Masjid Al-Mubarok, Panjen, Maguwoharjo.
Majelis pengajian yang sarat ilmu dan berkah.

Kecemburuan Siti ‘Aisyah diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam Shahih-nya ketika meriwayatkan sebuah hadits, “Menjaga persaudaraan itu bagian dari iman.”

Oleh karena itu, terkait dengan hadits tersebut, kita mesti bisa menjaga persaudaraan. Kepada sahabat dan kenalan orang tua yang sudah meninggal, kita mesti sambung silaturahmi. Kepada orang-orang yang pernah kita kenal, mesti kita sapa.

Termasuk dalam jam'iyah Nahdlatul Ulama ini. Sebagai orang beriman, kita mesti bisa menjaga persaudaraan. Dalam menjaga persaudaraan, hal yang niscaya adalah kesetiaan. Oleh karena itu, kita buktikan bahwa kita senang, cinta, dan setia kepada Nahdlatul Ulama. Kita dukung program-program dan keputusan Nahdlatul Ulama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar