07/12/18

Ngaji Bareng Gus Hilmy di Sembego: Murah Rezeki dan Menjaga Diri

Gus Hilmy menyampaikan tausiyah
di kediaman KH. Soliman, Sembego, Maguwoharjo.
Selasa (3/12), seusai pengajian ba’da maghrib di Masjid Al-Iman, Tambakbayan,  Gus Hilmy menuju kediaman KH. Soliman di Sembego, Maguwoharjo. Sampai di lokasi, Gus Hilmy telah disambut oleh KH. Soliman dan KH. Khoiruddin beserta jamaah ibu-ibu malam Selasa yang diasuh KH. Khoiruddin.

Ada waktu sejenak untuk berbincang sebelum adzan isya’ berkumandang. Setelah adzan dan iqamah, shalat Isya’ didirikan dengan imam KH. Khoiruddin, yang dilanjutkan dengan dzikir dan tahlil. Setelah doa oleh Pak Kyai Alwi Fuadi, kemudian KH. Soliman mempersilakan Gus Hilmy untuk memberikan ijazah murah rezeki Mbah Dalhar Watucongol sekaligus tausiyah.

Dalam kesempatan ini, Gus Hilmy bercerita bahwa doa murah rezeki itu ijazah dari KH. Chalwani Nawawi, Berjan; menantu Mbah Ahmad Abdul Haq (Watucongol, Muntilan, Magelang), masyhur dengan sebutan Mbah Mad Watucongol.

Inilah teks doanya:

Allohumma ubat-ubet, biso nyandang, biso ngliwet.
Allohumma ubat-ubet, mugo-mugo pinaringan slamet.

Allohumma sholli 'ala Muhammad syaafi'il anam,
wa aalihi wa shohbihi wa sallim 'ala dawam.

Allohumma kitra-kitri, sugih bebek, sugeh meri.
Allohumma kitra-kitri, sugih sapi, sugih pari.


Selanjutnya, Gus Hilmy menyampaikan tausiyah berkaitan dengan menjaga diri dari membuka aib. Khususnya aib keluarganya, sahabatnya,  atau aib orang muslim, karena itu termasuk dosa besar.

Fainnal ghiibata wan namiimata min akabiri auzarr, sungguh ghibah (ngrasani), dan adu domba itu termasuk dosa besar (red. Syaikh Abdurrohim dalam Diiwan khutbahnya). Dalam hadits Nabi disebutkan, Alghibatu dzikruka akhooka bimaa yukrihuhu, ghibah itu dirimu menyebut saudaramu tentang sesuatu yang saudaramu itu  tak suka.

Sekiranya kita tidak boleh membuka aib orang lain, begitu juga dengan membuka kesusahan yang menimpa diri. Gus Hilmy menyitir hadits, Min kunuzil biirri kitmanul mashooibi, termasuk di antara perbendaharaan kebajikan adalah menyembunyikan musibah-musibah.

Berdzikir tahlil seusai shalat Isya' berjamaah.
Jamaah ibu-ibu mendengarkan tausiyah Gus Hilmy.
Jamaah ibu-ibu rutinan malam Selasa.

Tepat pukul 20.15, Gus Hilmy mengakhiri tausiyahnya, kemudian ramah-tamah sebentar di ruang pribadi KH. Sholiman. Setelah pukul 20.30, Gus Hilmy meninggalkan kediaman KH. Soliman menuju Ponpes Sabilul Muttaqin asuhan KH. Roikhan Zainal Arifin al-Makki untuk mengisi acara peringatan Maulid Nabi SAW dan Haul Syaikh Abdul Qodir al-Jailani.

Semoga ilmu yang Gus Hilmy sampaikan bermanfaat bagi kita bersama. Sebab, ilmu laksana tongkat dan peta dalam mengarungi rimba dunia dengan segala perniknya ini. Ilmu juga bermanfaat sebagai kawan dan petunjuk dalam segala situasi atau keadaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar