15/12/18

Mendekat Ulama, Hati Menjadi Tenteram

Gus Hilmy sowan Gus Mustofa Bisri, Rembang.
Sudah menjadi kebiasaan Gus Hilmy sejak dahulu, berkat didikan kedua orang tua (KH. Hasbullah dan Ibu Nyai Hanifah Ali Maksum), serta kedekatan Gus Hilmy dengan kakeknya (Almaghfurlah KH. Ali Maksum) yakni mendekat kepada para ulama.

Hal ini sesuai dengan hadits Nabi SAW: “Ittabi'ul 'ulama' fainnahum surujud dunya wa mashoobihul aakhiroh, ikutilah oleh kalian para ulama karena sesungguhnya mereka itu adalah lampu penerang dunia dan akhirat.” Banyak kebaikan yang didapat bila dekat dengan para ulama. Hati menjadi lebih terang, menjadi lebih tenteram.

Lebih-lebih di saat Gus Hilmy mendapat amanah memikul tanggung jawab sebagai utusan satu-satunya dari NU untuk maju sebagai calon DPD RI dari Yogyakarta. Tentu tugas ini bukan suatu perkara yang mudah baginya. Di mana saat itu Gus Hilmy telah mapan dalam karier sebagai PNS menjadi dosen di Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga, dengan gaji yang ibarat kata sudah pasti tiap bulannya. Suatu kemapanan harus ditukar dengan sesuatu yang belum pasti.

Gus Hilmy sowan Mbah Maimun, Sarang.
Gus Hilmy sowan Habib Baqir bin Ahmad bin Ali al-Athos, Pekalongan.
Gus Hilmy sowan Gus Idris bin Mbah Hamid, Pasuruan.

Namun, panggilan jiwanya lebih kuat untuk berkhidmat di NU (rela berkorban demi NU), sangat jelas bobot, bibit, bebet darah perjuangan kakeknya, Almagfurlah  KH. Ali Maksum, mengalir dan menginspirasi jiwanya, sehingga terketuk untuk menerima amanah itu dengan segala konsekuensinya.

Setelah berkonsultasi dan memohon restu keluarga, Gus Hilmy pun meminta doa  restu, masukan, arahan, dan bimbingan dari para ulama. Seperti dawuh Rasulullah SAW: “Ar-rafiiqu qoblat thoriiq, kawan (menjadi pertimbangan) sebelum jalan."

Semoga Allah subhanahu wa ta’ala memberikan rahmat dan ridha-Nya kepada Gus Hilmy dan kita semua. Aamiin…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar