11/12/18

Maulid Nabi Muhammad SAW di PP Salafiyah Sabiilul Muttaqiin, Sanggrahan, Maguwoharjo

Gus Hilmy memberikan tausiyah di PPS Sabiilul Muttaqiin.
Setelah ngaji ba’da Maghrib di Masjid Al-Iman, ba’da Isya di rumah KH. Soliman, Gus Hilmy melanjutkan ngaji Maulid Nabi Muhammad SAW dan Haul Akbar Syaikh Abdul Qodir al-Jailani di PP. Salafiyah Sabiilul Muttaqiin, Sanggrahan, Maguwoharjo, Depok, Sleman.

KH. Roikhan Zainal Arifin al-Makki, selaku Pengasuh PP. Salafiyah Sabiilul Muttaqiin, memberikan sambutan bahwa dalam pengajian maulid ini sekaligus sedekah buah. Maka, dalam pengajian ini terkumpul beraneka buah, dimaksudkan agar segala macam tumbuhan ikut juga mendapatkan berkahnya, sehingga tumbuh subur dan bermanfaat.

Dalam kesempatan ini, Kyai Roikhan juga menyampaikan bahwa Rasulullah SAW diutus untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak. Oleh karena itu, Kyai Roikhan berpesan kepada para jamaah yang hadir agar membimbing putra-putrinya supaya mempunyai tata karma yang baik kepada orang tua dan guru. Para orang tua juga perlu memperhatikan shalat anak-anaknya.

Bpk. H. Fauzi, mewakili Pemerintah Desa Maguwoharjo, dalam sambutannya menyampaikan banyak terima kasih kepada KH. Roikhan yang telah banyak membantu meningkatkan kualitas pendidikan yang baik bagi masyarakat di wilayah Maguwoharjo dan sekitarnya, melalui pondok pesantren yang diasuhnya.

Kyai Roikhan memberikan sambutan selaku pengasuh pesantren.
Bpk. H. Fauzi memberikan sambutan atas nama Pemerintah Desa Maguwoharjo.
KH. Syamsul Hadi memimpin tahlil dan doa.

Gus Hilmy, dalam mauizhah hasanah-nya menyampaikan bahwa dengan peringatan Maulid Nabi kita menjadi semakin mengenal sosok Kanjeng Rasul Muhammad SAW. Semakin mengenal Kanjeng Nabi, akan semakin cinta. Orang yang kenal dan cinta Kanjeng Nabi maka akan semakin setia dan patuh kepada Nabi. Melihat demikian manfaatnya, memperingati Maulid Nabi merupakan kewajiban.

Selanjutnya, Gus Hilmy menyampaikan bahwa Nabi Muhammad SAW pantang melakukan tiga hal. Pertama, riya’, karena hal yang paling mendasar dalam semua amal dalam agama ini adalah ikhlas, hanya karena Allah Ta’ala. Kedua, ikhtsar atau berlebihan. Betapa Nabi SAW sangat sederhana atau bersahaja dalam segala hal. Ketika ada seorang sahabat yang memberikan sedekah hartanya terlalu banyak, Nabi memberikan nasihat agar menguranginya. Ketiga, malaya’ni atau melakukan sesuatu yang tidak bermanfaat. Apa yang dilakukan Nabi semuanya mengandung manfaat. Bahkan, usai melakukan yang ini, segera melanjutkan urusan berikutnya.

Oleh karena malam ini sekaligus Haul Syaikh Abdul Qodir al-Jailani, maka Gus Hilmy juga menerangkan kenapa Kanjeng Nabi yang diperingati lahirnya (maulid), sedangkan orang shalih yang diperingati wafatnya (haul). Sebab, sejak lahir Kanjeng Nabi sudah memberikan manfaat. Sedangkan orang shalih, sampai beliau wafat, kita mendapatkan banyak kebaikan yang perlu diambil pelajaran dan perlu diteladani.

Tampak KH. Suharmadi bersama jamaah bapak-bapak.
Tampak sebagian jamaah ibu-ibu.
Jamaah hadroh ibu-ibu.

Syaikh Abdul Qodir al-Jailani kenapa disebut sulthan auliya’ atau raja para wali? Gus Hilmy menyampaikan, karena Syaikh Abdul Qodir punya keyakinan sekaligus akhlak bahwa setiap ketemu orang selalu menganggap bahwa orang tersebut lebih baik daripada dirinya. Misalnya, ketemu orang tua, tentu orang tersebut lebih banyak amal baiknya karena sudah tua. Ketemu anak muda, tentu anak muda tersebut sedikit dosanya dibanding dengan dirinya yang sudah tua. Ketemu orang bodoh, tentu ia lebih baik sebab seandainya ia melakukan keburukan karena kurangnya ilmu, dan seterusnya. Tawadhu’ yang luar biasa inilah yang menjadikan Syaikh Abdul Qodir hebat. Tawadhu’ ini bertentangan dengan sifat iblis, yakni sombong.

Demikianlah. Semoga kita dapat mengambil pelajaran dari apa yang telah disampaikan oleh Gus Hilmy tersebut. Semoga kita senantiasa dalam rahmat dan mendapatkan ridha Allah Swt. Aamiin….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar