22/11/18

Ngaji Bareng Gus Hilmy di Blotan, Wedomartani: Orang yang Beriman adalah Orang yang Cerdas

Dr. KH. Hilmy Muhammad, MA.
Selasa malam (20/11), Panitia Musyker dan Istighotsah, MWC NU Kecamatan Ngemplak, Sleman, mengadakan Istighotsah Kubro & Pengajian Akbar dalam Rangka Maulid Nabi Muhammad SAW di Dusun Blotan, Wedomartani. Pada kesempatan ini, Gus Hilmy menyampaikan beberapa hal penting sebagai berikut.

Pertama, Nabi lahir pada tanggal 12 Robiul ‘Awwal, tapi sebulan ini disebut sebagai bulan Maulid, bulan lahirnya Nabi Muhammad SAW. Dalam bulan ini, kita diberi kesempatan untuk memperbanyak mengingat Kanjeng Rasul, memperbanyak untuk mengetahui sifat, akhlak, dan perjuangan Kanjeng Rasul Muhammad Saw.

Di bulan Maulid ini kita belajar bagaimana Nabi dalam bersabar, dermawan, tawadhu’. Bagaimana Kanjeng Nabi berhubungan dengan keluarga, sahabat, tetangga, bahkan terhadap orang-orang yang memusuhi. Dari mempelajari semua sifat dan akhlak yang baik Kanjeng Rasul tersebut semoga kita dapat meniru-niru atau meneladani akhlak mulia Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Sebagai umatnya, sudah semestinya kita menjadikan Kanjeng Rasul sebagai panutan kita.

Kedua, Kanjeng Nabi pernah bersabda, “Puncak kecerdasan seseorang sesudah iman adalah membuat senang orang lain.” Berarti tanda orang yang cerdas itu yang pertama itu adalah beriman, dan yang kedua bisa membuat senang orang lain.

Beriman itu cerdas sebab ia sadar siapa dirinya, makhluk yang lemah, di sisi lain ia mengetahui Allah Swt., lalu beriman dan menyembah-Nya. Orang yang lemah, tapi tidak membutuhkan dan menyembah Allah Ta’ala, betapa ia tidak cerdas. Termasuk orang yang sudah dikaruniai banyak kenikmatan dan kebaikan oleh Allah Ta’ala, tapi tidak beriman kepada-Nya, berarti alangkah tidak cerdasnya.

Membuat orang lain senang, ini juga hanya bisa dilakukan oleh orang yang cerdas. Inilah akhlaknya Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Hal ini dapat kita lihat betapa para wali zaman dahulu adalah juga termasuk orang-orang yang cerdas, yakni ketika mengubah kebiasaan orang-orang zaman dahulu yang tidak baik menjadi baik dengan pelan-pelan, dengan strategi mengganti kebiasaan yang tidak baik tersebut dengan perbuatan-perbuatan yang baik.

Demikianlah, semoga kita termasuk orang yang cerdas, yakni beriman dan bisa membuat senang orang lain. Semoga kita mendapatkan ridha dari Allah Swt. dan dimasukkan dalam surga-Nya. Allaahumma aamiin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar