Mbah KH. Ali Maksum dan sang cucu, Gus Hilmy. |
Berikut adalah nasihat perkawinan dari Mbah KH. Ali Maksum Krapyak (Kakek Gus Hilmy) yang penting untuk kita perhatikan agar dapat membangun rumah tangga yang bahagia.
Pertama, perkawinan bisa diibaratkan sebagai suatu bentuk lotre. Jadi, kadang-kadang undiannya beruntung dan kadang-kadang gagal. Kami yakin, asal temanten rukun, saling pengertian, saling menyayangi, dan saling bantu, insyaAllah akan mendapatkan jalan keluar yang menggembirakan. Ambil filsafat burung merpati, anggone mesra-mesraan. Nek sing wedok ngendog, sing lanang gantenan ngamgkremi; ugo nek endog wes netes metu piyik, gantenan nglolohi. Ojo pisan-pisan nyontoh modele pitik. Nek babone wes ngendog, jagone golek yang-yangan maneh.
Kedua, dalam menata kehidupan, pada umumnya lelaki lebih memerankan pikiran, sedang wanita lebih memerankan perasaan atau emosi. Karena itu, seorang laki-laki biasanya mudah mengabaikan hal-hal yang kelihatannya kecil dan wanita mudah marah dan iri hati terjadap tetangga. Dalam hal ini suami harus tenang, jangan membikin suasana tegang. Tapi, buatlah suasana rumah tangga selalu cerah dan santai, tapi berwibawa.
Ketiga, sebagai istri harus membawa penampilan yang menarik hati suaminya. Misalnya, suami pulang kerja badan penat dan mungkin di jalan melirik jin-jin wanita yang berlagak, maka si istri harus menyambutnya dengan menyenangkan dan roman muka yang berseri, juga tutur kata yang mesra dan penampilan yang mempesona. Bagi lelaki, dalam situasi lelah, sesungguhnya lebih memerlukan santapan rohani, daripada santapan jasmani.
Keempat, untuk lebih memesrakan pergaulan, maka bermanja-manja itu diperkenankan dalam Islam, asal saja secara terbatas dan hanya hubungan suami istri. Seperti dalam pernyataan Sayyidina Umar, “Suami itu jika di rumah seyogianya bersikap seperti anak kecil, dan jika diperlukan orang lain baru menunjukkan kebolehannya sebagai lelaki dewasa.”
Kelima, sikap cemburu itu dianjurkan oleh Islam, sebagaimana diriwayatkan dalam hadits yang artinya, “Sesungguhnya aku ini pencemburu dan barang siapa yang tidak memiliki rasa cemburu, maka orang itu senewen.” Namun, cemburu yang tidak berlebih-lebihan yang jatuh pada buruk sangka pada suami/istri.
Keenam, kunci terakhir adalah saling mencintai.
Demikian 6 nasihat perkawinan yang pernah disampaikan Mbah KH. Ali Maksum Krapyak, yang kami ringkas dari buku "Singkat Padat Biografi KH. Ali Maksum", karya Ahmad Suchaimi. Semoga bermanfaat bagi kita bersama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar